Engkaulah mimpi yang hilang
menjelang pagi
Debar itu adalah angan
Detak itu adalah harapan
Lalu ada aku dan sebuah penantian
Di bangku taman yang menua
bersama gugurnya dedaunan,
ke tanah basah tempat akhir segala
cerita
Tersimpan sebuah tanya dalam hati
Kemanakah rindu ini akan
berpulang?
Sebab riuh tak lagi terasa bingar
Sebab kehilangan tak lagi terasa
hampa
Dan hidup ataupun mati,
bagiku hanyalah sisa
misteri yang mendenyutkan nadi ini berkali-kali
**********
“Mana
jari kelingking kamu? Buruan.”
“Iiiih…
buat apaan? Nyari jari kok kelingking sih? Jari manis dong..”
“Hahahahaha…
Udah mana jari kamu! Nah! Gini. Ini namanya janji……………”
Lelaki
bersuara merdu itu melingkarkan jari kelingkingnya ke jariku. Aku mengangguk
sambil tersenyum.
“Siip..
sekarang cium aku.”
“What?!!
Iiiiih… kamu gila ya? Ntar diliat orang.”
“Nggak
ada orang. Ayo buruan dong.”
Pipi
berlesung pipit kesukaanku itu sudah berada di depan mataku yang kututup sesaat
sebelum aku bergerak maju. Perlahan bibirku menyentuhnya lembut. Lagi-lagi
lelaki itu tertawa merdu.
“Sekarang
giliran aku..” belum sempat aku membuka mata, sesuatu yang hangat dan lembut
menyentuh pipiku.
Hanya
sekejap. Sebelum akhirnya cahaya mentari yang menyelinap segaris lewat jendela
membangunkanku...
(Ps: gambar diambil via googling :p)
No comments:
Post a Comment