Dulu, pernah aku tuliskan suatu cerita
tentang perdebatan dua organ manusia. Yang mencoba meyakinkan satu sama lain,
bahwa sampai saatnya nanti, hanya kenanganlah yang akan abadi.
Lalu, saat tiba sebuah kehilangan,
saat mata yang tertutup akan selamanya menutup dan membuka sebuah lubang di
hati, apa yang akan kukatakan pada ceruk yang kini ternganga dan berdarah,
basah?
Apa yang akan diucapkan oleh dia, yang
meninggalkan sebuah kenangan, dalam diam, ketika hanya kesedihan yang tertanam,
dalam-dalam?
Tanya
itu akan kusimpan rapat-rapat dalam hati.
Meski
kini gaung yang berulang, hanya terdengar bagi mereka yang merindukan pulang.
Entah
nanti, entah kapan lagi.
PS: 'Till we meet again, Pap..
PS: 'Till we meet again, Pap..
No comments:
Post a Comment