Tok…tok..tok…
“Non Alma…”
“Ya mba? Masuk…”
Almaira Valentina Sucipto. Gadis manis berambut ombak sebahu itu tersenyum melihat mba Nah, pembantunya yang sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri.
“Aku dah bangun kok. Ada apa?”
Mba Nah tersenyum melihat nona-nya berwajah ceria. “Saya bukannya mau ngebangunin kok, non. Tapi mau ngasih ini..” mba Nah menjulurkan setangkai bunga mawar putih ke arah Alma.
“Ini dari..?” mba Nah mengangguk mantap sebelum Alma selesai berbicara.
“Iya non. Mawar yang sama. Yang setiap tahun selalu datang. Tapi sudah 2 tahun ini absen, non.”
Alma menatap mawar itu cukup lama, sebelum menciumnya perlahan.
“Karna aq punya pacar, 2 tahun belakangan ini. Dan sekarang, saat aq sudah putus, mawar ini datang lagi. Begitu kan ya mba?” Alma mengajukan pertanyaan perlahan tanpa mengharapkan jawaban.
“Non, selamat ulang tahun yaaah… selamat hari palentin juga..” mba Nah berkata pelan, takut mengusik lamunan nona-nya.
Alma hanya tertawa. “Makasih mba.. tapi ini namanya Valentine, bulan palentin… hehehhe…Udah ah, turun yuk, ayah sama bunda udah bangun belom?”
Mba Nah mengangguk.
“Almaa… Happy birthday sayang..” sapa bunda dari meja makan saat melihat Alma turun tangga.
“Met Ultah ya nak…” ayah juga turut menyalaminya sambil melipat koran yang tengah dibacanya.
“Makasih Yah.. Bun..” balas Alma sambil mencium kedua orang tuanya.
“Itu mawar dari mana Al?” tanya bunda saat melihat mawar putih yang dipegang Alma.
“Mawar yang biasanya, bun..”
“Ooooh, mawar yang dulu sering ada tiba-tiba di kotak pos kita Al? yang datengnya pas ultah kamu? Yang kamu bilang dia ngerayain ultah dan valentine khusus buat kamu itu?”
“Iyah. Mawar yang selalu datang cuma tiap aku lagi jomblo, bun…”
“Oooooh, lo jomblo lagi Al?” suara Rayan, abang satu-saunya Alma terdengar dari belakang mereka.
“Mas Rayan!! Kapan datang dari Sydney??? Kok aku nggak tau??” Alma memekik senang sambil meloncat memeluk abangnya itu.
“Hei hei… hehhehe.. kamu makin berat aja Al.. “ goda Rayan sambil mengacak sayang rambut Alma.
“Huuuuh… dateng-dateng bukannya ngasih kado malah nyela aku..” Alma dengan cepat melepaskan pelukannya dan memasang muka jutek.
“Hahahaha… umur udah 23 masih aja kolokan. Hehehe.. nih, kadonya. Happy birthday yaaaa…” Rayan menyerahkan sebuah kotak kecil dihadapannya.
“Asiiiik.. gitu dong mas. Hehehe.. makasih… oh iya, kado dari ayah sama bunda udah aku terima juga. Makasih yaaa.. senangnya. Biar jomblo pas Ultah n Valentine aq tetep bahagiaaa… hehehhe…. Ada ayah, bunda, Mas Rayan yang aq tau sengaja pulang ninggalin kerjaannya di Sydney Cuma buat ngerayain ultah aq, ada mba Nah juga, daaan… ada si pengirim mawar putih ini..” keempat pasang mata itu langsung menatap mawar putih yang tergeletak di atas meja makan itu.
***
3 tahun kemudian,
“Al, congrats yaaah… Aku kaget loh waktu kamu telpon minggu kemaren. Mau lamaran segala. Kamu pacaran ama Adga belom ada setaon kan yah? udah siap nikah nih? 4 bulan lagi loh. Hehehehe…” goda Mira, istri Mas Rayan. Alma Cuma nyengir.
“Oya, happy birthday and happy Valentine’s day too… enak banget sih kamu, tunangan bisa dibarengin gini…” Mira memeluknya erat.
“Tengkyu… ini ide bunda, mbak. Kata bunda biar sekalian ajah. Jadi nggak repot-repot..”
“Hehhehe.. enak juga yah jadi kamu. Oh ya, brarti tahun ini kamu nggak dapet mawar putih lagi dong?” Alma terdiam. Mawar Putih?
Alma langsung menoleh ke arah Mira. “Mbak tau tentang mawar putih?”
“Heeh.. mas mu yang cerita. Katanya kamu tuh dari kelas 1 SMU selalu dapet mawar putih. Adanya di dalam kotak pos, pagi-pagi setiap tanggal 14 Februari. Gitu kan?”
Alma mengangguk.
“Ampe sekarang kamu masih nggak tau siapa yang ngirim Al?”
“Aku nggak tau dan aku nggak berusaha nyari tau. Buat aku, dia itu penyemangat aku. Dan menurut aku, lebih baik aku nggak tau siapa dia..”
“Kenapa? Kamu takut kalau si mawar putih itu nggak sesuai dengan harapanmu?”
“Ng.. nggak gitu juga sih. Entah kenapa aku Cuma pengen mempertahankan hubungan aku sebatas ini dengan dia. Like mas Rayan said, my secret admirer..” Alma nyengir.
“Hmmm… jadi kamu beneran nggak dapet mawar putih nih taun ini?”
Alma Cuma mengangkat bahu.
Mira mengamati wajah adik iparnya. “Kamu sedih ya? Kecewa?” Alma mangangkat alisnya sebelah.
“Karna mawar putih yang nggak pernah datang terlambat itu, sampai sekarang nggak datang-datang juga? Mungkin..” Alma menghela napas.
“Sebenernya sih aku pengen mawar itu datang di hari bahagiaku juga. Mungkin selama ini dia datang pas aku sendiri, jomblo, jadi dia bisa menghibur aku dan bikin aku ngerasa kalo aku masih punya seseorang yang sayang dan peduli sama aku. Menurutku itu tujuan utamanya. Tapi aku juga pengen dong, disaat aku bahagia kayak sekarang, mawar itu datang, sebagai ucapan selamat karna aku akhirnya bisa nemuin orang yang bisa bikin aku yakin buat nemenin aku menjalani hidup. Salah nggak si mbak?” tanya Alma.
“Perasaan kamu gimana si waktu dapetin mawar itu pertama kali?”
“Ng… Surprise. Mawar itu pertama kali datang sehari setelah aku putus sama pacar pertama aku loh. Aku nangis semaleman waktu itu. Antara sedih dan jengkel juga. Masa pacarku tega banget si mutusin aku sehari sebelom ultahku dan hari Valentine?? Kesel kan??? Dan mawar itu tiba-tiba ada. Awalnya disertai kartu loh, mba. Tulisannya ‘Jangan sedih, manis. Tuhan selalu ngasih kamu yang terbaik’ Sweet banget kan mbak?? Terus tahun berikutnya dan berikutnya.. selalu, setiap aku jomblo, mawar itu selalu datang. Selalu pagi hari. Nggak pernah sekalipun telat datangnya. Tapi, kalo aku punya pacar, mawar itu nggak datang. Aneh ya? Tapi aku nggak perduli. Aku Cuma seneng ada yang sayang dan perduli sama aku,” jelas Alma dengan mata berbinar.
“Kamu cerita soal mawar ini ke Adga, Al”
“Heeh.. dan dia nggak masalah. Malah dia bilang aku beruntung.”
“Ok. Kamu mau aku ceritain sesuatu nggak? Satu rahasia, yang menurut aku udah saatnya kamu tau,” bisik Mira sambil menatap Alma penuh arti.
***
Malamnya,
Alma menatap langit-langit kamarnya. Selesai sudah acara hari ini.. hari yang sangat berkesan baginya. Pesta pertunangan, ulang tahun dan hari Valentine dirayakan bersamaan. Alma benar-benar merasa beruntung dilahirkan didunia ini. Punya keluarga yang baik dan perhatian, dan pacar yang selalu mengerti dan sabar akan semua kekeraskepalaannya. Alma yakin, susah mencari orang yang lebih bahagia dari diinya saat ini. Hanya satu yang menggganjal pikirannya. Mawar putih… Legakah dia? Kecewakah dia? Begitu mengetahui siapa sesungguhnya si mawar putih itu, bagaimanakah perasaannya?
“Huuuufhh…” Alma menghela nafas panjang. Akhirnya Alma memutuskan untuk turun kebawah. ‘Mungkin secangkir teh hangat bisa membantunya rileks.
Tapi alangkah terkejutnya Alma, ketika dia membuka pintu ada sesuatu yang tergeletak didepan pintunya.
“Mawar putih….” Lirih Alma sambil memungut mawar itu beserta kartu kecil disampingnya.
‘Alma.. selamat atas pertunangan kamu. Semoga kamu selalu berbahagia. Mungkin ini adalah mawar terakhir yang akan datang padamu. Tapi, kamu hanya cukup mengingat akan mawar-mawar putih yang selalu ada selama ini, untuk meyakinkan hatimu disaat kamu sedih, bahwa kamu tidak dan tidak akan pernah sendiri didunia ini. Terlau banyak orang yang menyayangimu dan ingin melihatmu bahagia. Wujudkan mimpi kami semua, Alma.. berbahagialah.. untuk kami dan untuk dirimu..”
Alma terdiam menatap kartu itu. Air matanya mulai menggenang. Samar-samar diingatnya percakapan dengan mbak Mira tadi siang.
‘Kamu tau Al, dulu mas-mu sering sekali ngirimin mawar putih ke dalam kotak pos aku pas hari Valentine. Selama 8 tahun kami kenal dulu, sebelum kami menikah, tidak sekalipun mawar itu absen datang. Makanya, waktu aku tau kalau kamu juga selalu kedatangan mawar putih setiap tanggal 14 Februari, aku curiga. Tapi mas-mu nggak ngaku. Dia tetap bersikeras kalau bukan dia yang mengirimu mawar itu. Dia hanya bilang, kalau tradisi pengiriman mawar putih itu diajarkan oleh ayah bunda kalian. Karna menurut bunda, bunga yang paling cocok untuk menunjukkan kasih sayang yang tulus hanya mawar putih.
Nah, menurutmu, siapa selama ini yang selalu tulus sayang sama kamu, nggak perduli bagaimana keadaan kamu? Menurutku, orang itulah si mawar putih-mu sesungguhnya. Seperti mas Rayan-mu ke aku, yang selalu setia menungguku selama 8 tahun.
Si mawar putih-mu, siapapun dia-, pasti punya alasan mengirimkan mawar putih itu. Mungkin sebagai kado ulang tahun, atau bisa juga karna pada hari Valentine ini, semua orang bisa dengan lebih bebas mengekspresikan rasa sayang mereka. Walaupun -seandainya kalau kamu sudah bisa menebak siapa dia-, aku yakin kamu juga mengerti bahwa tidak perlu hari khusus untuk orang itu menunjukkan rasa sayangnya ke kamu. Iya kan?’
Alma masuk lagi ke dalam kamarnya. Diambilnya secarik kertas putih dan bolpen. Kemudian ia mulai menulis,
‘Dear Mawar Putih…
Terima kasih atas semua mawar yang tak pernah sekalipun terlambat datang selama 8 tahun ini, di setiap masa-masa tersuramku. Entah bagaimana, kehadiranmu selalu menjadi penyemangatku untuk bisa terus bertahan selama ini. Di samping semua dukungan keluarga dan sahabat-sahabatku tentu saja. Nggak banyak yang bisa aku ungkapkan untuk mewakili perasaanku saat ini. Tapi satu hal yang bisa aku janjikan. Aku akan bahagia.
Mungkin aku terlalu sombong untuk menjanjikan hal itu. Tapi, entah bagaimana, aku yakin bahwa dalam keadaan seburuk apapun aku akan mampu berbahagia. Just keep watching me silently, everyday, and you’ll know that I am happy… ‘
Dibacanya surat itu sekali lagi sebelum dilipatnya dan dimasukkan kedalam amplop.
Alma tersenyum kecil. Dia yakin kalau dirinnya bahagia. Saat ini. Dan masih banyak lagi kebahagiaan yang menantinya. Dia hanya perlu terus berusaha dan bersyukur.
Alma beranjak keluar kamar dan berjalan ke lantai bawah. Sampai di depan pintu salah satu kamar dirumah itu, Alma berhenti. Ditariknya napas perlahan dan berkata lirih,
“Makasih Bunda.. Ayah.. Mawar putihku..”
Kemudian perlahan, diselipkan amplop putih itu dibawah pintu kamar kedua orang tuanya. Alma tersenyum lagi dan berbalik.
‘Aaaaah, bakalan mimpi indah deh malam ini…’ Alma bersenandung kecil sambil berjalan kekamarnya.
***
(Cerita ini aku persembahkan untuk keluargaku tercinta... yang selalu ada untukku, mendukungku, dan menyayangiku setiap saat..kapanpun dan dimanapun.. Love you Mom, Dad, Mas 'Kebo'.. ^_^ )
2 comments:
ol..nama belakangnya si alma..sucipto? jadi ge-er..hahaha..
Hahahahaha... Sengaja.. emang minjem nama kamu Net. :p hihihihihihi...
Post a Comment