Senja ini, aku terduduk di beranda rumahku
Memandangi langit kemerahan itu
Sekali lagi
Dan entah kenapa,
Sesekali tampak awan menyerupai wajahmu di situ
Tetiba langit mendadak kelam
Seolah ikut bersedih untukku
Ah, rupanya semesta tahu aku merindu
Lagi, dan entah untuk yang keberapa kali
Tetes hujan mulai turun
Gigil mulai merasuki aku
Yang tak kau tau,
Di hatiku, hujan itu turun lebih deras lagi
Hingga mata tak sanggup menahan bulir airnya
Dan sayang...
Yang juga tak akan pernah kau ketahui
Bahwa setelah hujan mereda,
Rintik hujan di hatiku belum juga reda
Entah sampai kapan..
No comments:
Post a Comment