Aku menatap kosong hamparan kanvas putih di hadapanku. Sesekali aku bersin kecil oleh bau tinner di sekelilingku yang bercampur dengan wangi dari cat minyak yang berserakan.
Detik yang berlalu tidak terlalu aku hiraukan. Ideku mampet. Segala ingatan malah melayang ke arah sebuah nama. Aku menamakannya pelangi. Warna-warni ceria dari sebuah tawa yang membahana hingga ke lorong-lorong tersempit di ceruk hatiku.
Sampai setahun kemarin. Saat tawa itu berganti menjadi sebuah tangisan. Melengking tinggi menyayat hati.
Sampai.....
Dentang jam dinding itu mengagetkanku. Menumpahkan tinta hitam yang ada di tanganku ke hamparan kanvas putih tak bernoda itu.
Sampai senja berganti malam. Sampai malam tertutupi sinar mentari.
Suram....
Masih kelam....
Sebuah nama tak sempat lagi aku torehkan ke hamparan kanvas yang kini telah menghitam itu.
"Maaf sayang, aku belum sempat mewarnaimu." bisikku dalam hati.
Based on:
RT @greenziezt: KEKASIH GELAP. "Maaf sayang, aku belum sempat mewarnaimu." @fiksimini
Terima kasih buat ide-nya yah.. :)
No comments:
Post a Comment