Sunday, June 26, 2011

MASIH

Mata ini menatap kearahmu
Bibir ini menyebut namamu
Dada ini bergetar untukmu

Thursday, June 16, 2011

Gravitasi














Kata yang pertama kali kudengarkan di bangku SD.
Tentang permainan semesta yang selalu menjatuhkan benda-benda ke bawah, menuju bumi agar tidak hilang melayang di angkasa luar.
Kata yang dulu aku kira hanya ada di dalam ilmu pasti dan eksakta.
Ah, ternyata aku salah. Ternyata aku memang manusia sejati yang tidak selalu benar.
Perasaan..
Cinta..
Adalah sesuatu yang tidak pernah pasti di dunia ini..
Pun untuk sesosok kamu.
Dan aku terperangkap dalam lingkup cintamu.
Berkali berulang aku jatuh
Hanya untuk singgahi hatimu yang tak lagi lapang menerimaku
Ternyata, seperti itulah gravitasi..
Pesonamu, selalu menarikku mendekat
Hingga menyebut namamu pun seolah dzikir bagiku
Cinta dan kenangan milikku tak pernah sanggup untuk melayang mengangkasa
Dalam detik yang tak pernah berhenti..
Aku terjatuh lagi..
Pada gravitasimu..

Something always brings me back to you.
It never takes too long.
No matter what I say or do I'll still feel you here 'til the moment I'm gone.

You hold me without touch.
You keep me without chains.
I never wanted anything so much than to drown in your love and not feel your reign.
 
Set me free, leave me be. I don't want to fall another moment into your gravity.
Here I am and I stand so tall, just the way I'm supposed to be.
But you're on to me and all over me.

You loved me 'cause I'm fragile.
When I thought that I was strong.
But you touch me for a little while and all my fragile strength is gone.
I live here on my knees as I try to make you see 
that you're everything I think I need here on
The ground.
But you're neither friend nor foe though I can't seem to let you go.
The one thing that I still know is that you're keeping me down

(inspired by Gravity – Sara Bareilles)

Sunday, June 12, 2011

Kamu Seksi Kok..

“Aku cantik nggak?”
Aku tertegun mendengar pertanyaan gadis di depanku.  Kemudian aku mengangguk perlahan. Malas. Acuh tak acuh. Sambil lalu kembali menyeruput minumanku yang masih tersisa banyak.
“Hmm… Kalau seksi?”
Lagi-lagi keluar pertanyaan yang membuatku jengkel dari bibirnya.
Aku hanya mengangguk. Lagi. Dan memalingkan mukaku.
Dan kesunyianku selama sedetik itu, terganggu oleh guncangan di tanganku.
“Kok diem sih? Serius nih. Aku beneran seksi nggak sih??” gadis di depanku itu mulai merengek kesal.
Aku menghela nafas pelan.
“Kamu mau aku jawab apa lagi sih?”
“Yaaaa.. jawab aja. Menurut kamu, aku seksi apa enggak?”
“Aduuuh… Kenapa sih kamu tiba-tiba ribut ngomongin tentang seksi-seksian segala?”
“Kan, katanya cowok itu suka sama cewek seksi..” jawabnya polos.
“Nah, kalo menurut kamu sendiri, seksi itu yang kayak gimana?”
“Ng.. Yang kayak J-lo, Beyonce, Aura Kasih. Yang cantik, badannya oke dan mulus..” aku mendengus mendengar jawabannya.
“Iiiiiiih… Kenapa sih emangnya?? Coba, sekarang menurut kamu, seksi itu gimana?”
“Hmmm… Kalau menurut aku, seksi itu..kamu,” jawabku yakin.
“Hah?! Serius? Masa sih? Aku beneran seksi menurut kamu??” jeritnya nggak percaya.
Aku mengangguk pasti.
“Iya, kamu itu pinter, smart, kalau diajakin ngobrol nyambung, selera humor kamu oke, kamu juga pengertian; kadang-kadang. Terus, kamu nggak pernah jaim di depan aku, apa adanya, jadi terkesan PeDe. Yah, intinya sih, aku nyaman deket-deket kamu. Karena menurut aku, seksi itu segala hal yang bisa bikin aku betah deket-deket kamu,” aku menjawab dengan senyuman lebar di wajahku.
“Ng.. makasih. Tapi kok.. semua yang kamu sebutin Cuma sifat aku aja? Secara fisik gimana? Aku nggak seksi yah?” tanya gadis di depanku sambil menahan kekecewaan.
Aku menghela nafas lelah untuk yang kesekian kalinya.
“Kamu serius nanyain hal itu ke aku?” tanyaku memastikan.
“Ya iyalah. Kan aku dari tadi juga nanya gitu.”
“Hhhh… Aldis, aku jawab seperti tadi itu ya, karena itu kesan yang aku dapat selama ini dari kamu. Bukannya kamu nggak seksi. Tapi, kalau kamu nanyain masalah fisik, aku rasa kamu salah alamat..” jelasku. Gadis di depanku itu terkesiap pelan.
“Iya Dis. Nggak pa-pa kalau kamu lupa. Aku juga minta maaf ya nggak bisa jawab pertanyaan kamu mengenai masalah fisik tadi. Tapi percaya deh sama aku. Kamu itu seksi kok. Meski mungkin aku nggak akan pernah bisa ngeliat keseksian fisik kamu itu. Yah, maklum ajalah Dis. Aku kan emang buta..”

His January..

Januari..
Kembali menanti
Pada mimpi
Dan juga pada rindu yang kini menghampiri

Aku pernah lupa akan hadirnya cinta
Aku juga pernah lupa betapa luka itu melukai
Pada Januari aku kembali meratapi
Seonggok puing cinta yang berserakan di taman hati

(Made for my lovely, black, mellow cousin: @iammarshel. Semoga renovasi hatimu cepat selesai.. :p) 

(Bukan) Janji Sang Merpati

(Catatan ketika terbangun dari mimpi buruk..)

Aku meratap sendu pada waktu, pada masa yang telah berjalan mendahului mimpi, pada rindu yang kembali menjelma rasa sakit dan lalu berdarah.
Dulu, pernah ada terucap sebuah janji, pada sang temu yang ingin bertandang.
Tiap detik kuhitung dengan hati-hati, menanti hingga terkadang melupakan waktu.
Saat itu, jendela adalah sahabat baikku, tempatku sandarkan berjuta pengharapan, akan sepasang kaki yang datang mendekat, akan seulas senyum yang terlekung di tengah kedua lesung pipit.
Sayang, mungkin mimpi adalah candu.
Serupa alkohol yang mampu memabukkan aku di tengah siang bolong, atau mungkin hanya sekedar nafsu yang seakan menghilangkan akal.
Aku menanti.
Aku berharap.
Pada janji yang ternyata (bukan) janji sang merpati.
Karena sang temu, tak datang untuk menjenguk jerit kesakitan ini.
(Bukan) janji sang merpati.
Berapapun lamanya kunanti.
Karena merpati tak pernah ingkar janji.