Kusebut kamu mimpi, ketika nyatamu tak mampu kupeluk
Dan saat mata ini terpejam, senyum manis terlekung di bibirku
Lalu kamu bertanya
Siapa yang hadir di mimpiku tadi malam
Melewati ribuan kilometer, tempat di mana nadi ini berdenyut
Dan aku hanya bisa tersenyum
Meski tahu, matamu tak dapat menyaksikan lesung pipit di kedua pipiku
Maka kutulis sajak untukmu
Iya sayang, agar kamu tak pernah kehilanganku
Sajak ini, sajakku
Untukmu ~ rindu yang enggan beranjak
Meski mungkin terasa sesak
Saturday, October 29, 2011
Friday, October 28, 2011
Sepucuk Surat Yang Menguning
Aku ada
Jika kau bertanya pada angin, hembusannya akan sampai padaku
Jika kau titipkan pesan pada merpati, ia tak akan pernah tersesat menemukanku
Karena aku ada, di sini
Dengan sepucuk surat di tangan
Hanya mampu kugenggam erat-erat
Bersama segala kenangan yang melekat
Tak lagi merah jambu warnanya
Sepucuk surat yang menguning
Hanya mampu kugenggam erat-erat
Bersama segala kenang yang melekat
Surat cinta untukmu
Jika kau bertanya pada angin, hembusannya akan sampai padaku
Jika kau titipkan pesan pada merpati, ia tak akan pernah tersesat menemukanku
Karena aku ada, di sini
Dengan sepucuk surat di tangan
Hanya mampu kugenggam erat-erat
Bersama segala kenangan yang melekat
Tak lagi merah jambu warnanya
Sepucuk surat yang menguning
Hanya mampu kugenggam erat-erat
Bersama segala kenang yang melekat
Surat cinta untukmu
Saturday, October 01, 2011
Kepingan Mimpi Yang Terserak..
Pada huruf yang berderet,
awal mula sebuah pencarian ~
aku terbata mengeja kata,
entah cinta atau fatamorgana
Pada angka yang berjejer,
asal muasal sebuah penantian ~
aku tertatih mengejar waktu,
untuk sebuah kenang di masa lalu
Pada detik yang berdetak,
kali pertama adalah ragu ~
aku belajar mereka-reka,
untuk rindu yang masih meraba-raba
Lalu pada nadi yang berdenyut,
degup jantung adalah pinta ~
aku coba mencari-cari,
kepingan mimpi yang kini berserakan
awal mula sebuah pencarian ~
aku terbata mengeja kata,
entah cinta atau fatamorgana
Pada angka yang berjejer,
asal muasal sebuah penantian ~
aku tertatih mengejar waktu,
untuk sebuah kenang di masa lalu
Pada detik yang berdetak,
kali pertama adalah ragu ~
aku belajar mereka-reka,
untuk rindu yang masih meraba-raba
Lalu pada nadi yang berdenyut,
degup jantung adalah pinta ~
aku coba mencari-cari,
kepingan mimpi yang kini berserakan
Subscribe to:
Posts (Atom)