Thursday, February 23, 2012

TAK DIRESTUI

Aku tertegun memandangnya. One of the most beautiful creature on earth. Tak perlu kujelaskan panjang lebar bagaimana mata itu kemudian berhasil menghipnotisku. Yang aku tahu, aku telah terjatuh. Pada cinta. Bahkan sebelum cinta menjatuhiku.

"Bengong aja!" suara bidadari itu membuyarkan lamunanku. Aku tersenyum ke arahnya. Berusaha tersenyum, tepatnya. 

"Kenapa sih? Is there something bothering you?" tanyanya lagi. Masih dengan suara merdunya.

"Marry me." 

Entah apa yang ada di kepalaku saat itu. Saat dua kata itu meluncur dari bibirku. Aku terkejut. Pun dengan kedua mata yang kini terbelalak dengan indahnya. Mata yang telah menghipnotisku.

Bibir merah jambu itu membuka, namun segera menutup lagi. 

"Yakin?" Aku menggangguk pasti.

Gadis di depanku menghela napas. 

"Itu nggak mungkin." 

"Kenapa?"

"Tugasmu kan akan segera berakhir. Lantas bagaimana dengan keluargamu? Orang tuamu di sana? Tempat tinggal kita aja udah berbeda."

"Persetan dengan orang tua. Aku akan tetap menikahimu," jawabku keras kepala.

"Kamu siap, pindah ke bumi? Selamanya di sampingku? Nggak lagi tinggal di atas sana?"

Aku terdiam. Ah sudahlah. Direstui atau tidak, mereka bisa apa? Toh aku memang tak lagi berada di awang-awang. Sejak aku terjatuh.
Pada kedalaman matanya.
Pada cinta.
Bahkan sebelum cinta itu menjatuhiku.





Based on:
RT @fiksimini: TAK DIRESTUI. "Persetan dengan orang tua. Aku tetap akan menikahimu." "Kamu siap, pindah ke bumi?" - @sibangor

Sunday, February 19, 2012

Tak Lagi Menunggu

Sedetik..
Dua detik..

Siapa bilang menunggu yang tak pasti itu membosankan?
Aku bahkan mati gaya dan hilang rasa, saat menunggu sesuatu yang kutahu pasti akan segera datang.

Pergantian hari.
Pertambahan umur.
Hanya untuk membuatmu semakin jauh dan menghilang dari pandanganku.

Maka aku pun melangkah.
Meninggalkan doa untuk sebuah kebahagiaan.

Selamat ulang tahun masa lalu.

Sedetik..
Tidak, mungkin dua detik atau lebih..
Baru akan kubisikkan kalimat itu padamu.

Friday, February 17, 2012

Dear 16 Year Old Me,

Sambil menuliskan surat ini, aku tiba-tiba teringat pada sebuah lagu dengan lirik, "Aku merindukan kamu yang dulu." 
Hei kamu,  tau artinya? 
Mungkin, karena terkadang manusia berubah. Begitu cepatnya sampai orang-orang di sekitar sulit menerima perubahan itu, dan malah merindukan sosok di masa lalu.

Lalu kamu, yang masih berumur 16 tahun, apa yang ada di kepalamu saat itu?

Bersenang-senang di dunia remaja menuju kepada kedewasaan yang masih penuh canda dan tawa? 

Atau bahkan kekecewaan yang mendalam pada dunia yang menurutmu tidak adil?

Atau mungkin, sakit hati akan sebuah cinta?

Sabar. Aku rasa itu yang kurang pada dirimu. Kamu ngga tau kan, bahwa terkadang canda dan tawamu itu bisa menularkan kebahagiaan pada orang lain? Kamu juga pasti ngga tau bahwa hal-hal yang menurutmu tidak adil itu adalah hasil pemikiran semesta yang selalu memberikan apa yang pantas kamu terima. Dan aku juga yakin, hatimu sudah dibutakan oleh sakit hingga matanya tak lagi mau melihat ada cinta lain yang baik di dekatmu.

Aku tahu. 

Jadi, kenapa kamu tidak bisa sedikit lebih sabar dalam menghadapi hidup?
Berhenti bersenang-senang terlalu banyak karena akan mengurangi waktumu untuk melakukan hal yang bermanfaat lainnya.
Berhenti merasa hidup ini tidak adil karena masih banyak orang yang jauh lebih menderita dibandingkan dirimu.
Tapi ingat satu hal. Jangan pernah berhenti mencintai. Karena sesakit apapun hatimu oleh cinta, tetap saja, hanya cinta yang mampu mengobati semua luka.

Simpan semua pertanyaan di kepalamu. 
Nanti, 10 tahun ke depan, kamu akan menemukan jawabannya.

Karena aku tahu. Dan aku sudah bahagia, saat ini.



Love,
26 year old you.




-Proyek #ForYoungerMe-

Tuesday, February 14, 2012

BERJODOHKAH KITA?

Aku serasa berada di dalam mimpi.
Hening ini, dingin ini, gelap ini, telah musnah seketika. 
Ada cahaya terang di ujung jalan yang menghangatkan.

Mungkinkah ini mimpi? 
Karena jika iya, aku mohon, tidurkan aku selamanya.
Karena jika iya, maka inilah mimpi terindah di malam-malam panjangku yang penuh kegelapan.

Namun kamu menjerit di ujung jalan itu.
Mata itu, hidung itu, bibir itu...
Semua adalah kepunyaanmu.
Kamu yang masih sama seperti kamu yang ada di ingatanku.

Berjodohkah kita?

Ragu-ragu kuucapkan pertanyaan itu pada telingamu yang kini sudah mencapai jangkauan bibirku.

"Jangan berlebihan. Kita cuma kebetulan satu sel dalam bui," jawabmu dengan nada bicara khas milikmu.

Maka jelas, ini bukan mimpi. 
Semua ini bukan mimpi, bagiku.
Ini lebih dari itu.



Based on:
RT @fiksimini: BERJODOHKAH  KITA? "Jangan berlebihan. Kita cuma kebetulan satu sel dalam bui." @Sibangor



PS: Makasih ya Ade, atas pinjeman idenya...

Wednesday, February 08, 2012

ABU-ABU

Penjarakan aku di hatimu -- akulah sang pendosa yang ingin mencuri kehangatan pelukmu.


Langit sore memerah perlahan. Dua pasang lengan saling bercengkerama di kedamaian sebuah beranda rumah mungil. Ditemani hembusan angin yang membelai rona malu-malu di pipi sang perawan. 

Sesekali jemari bertautan. Sesekali tangan-tangan nakal menjelajahi keindahan ciptaan Tuhan di hadapannya.

Lalu ketika dering telpon berbunyi, kemesraan itu membeku. Tangan-tangan nakal tergantung di udara, lalu jatuh terkulai di sisi tubuh yang terduduk miris. Terpaksa bertingkah laku sopan, seakan pemilik keindahan yang sesungguhnya sedang menatap tajam ke arahnya.

"Aku angkat dulu ya..."

Dan pemilik tangan-tangan nakal itu hanya mampu mengangguk sambil menghela napas berat. 

Dan kenangan lalu mengabu, berdebu dalam ruang abu-abu.

Saturday, February 04, 2012

Always..

And when I say,

I miss you,

it means that I'm always missing you...

Always have.. And always will..

Wednesday, February 01, 2012

Be Nice, February...

Ketika angin kembali meniupkan angan,
mungkin kita harus belajar menghitung debar-debar rindu yang belum tersampaikan..