Friday, August 26, 2011

CINTAKU BUTA

Gelap. 
Itu kata pertama yang ada di pikiranku saat tersadar dari tidur panjangku. Dengan lemah kucoba mengangkat tanganku, meraba-raba meski yang terasa hanyalah hampa.

"Dis? Kamu udah sadar?" sebuah suara lembut dan menenangkan menyapaku. Dengan usapan lembut di kepalaku. Aku langsung merasa lega. Segera aku buka mulutku, mencoba berkata sesuatu, tapi sebuah suara lain mengganggu konsentrasiku.

"Dis? Alhamdulillah.. Akhirnya kamu sadar. " kali ini belaian lembut di tanganku yang terasa. Aku urungkan niatku untuk membuka mulut dan bersuara. 

Suara gaduh berikutnya dari mama dan papa tidak terlalu aku hiraukan. Begitu juga dengan kegaduhan saat dokter datang tak lama sesudahnya. Aku mengangguk seadanya dan menjawab secukupnya saat ditanya. Aku hanya terlalu sibuk berpikir. Siapa pemilik kedua suara merdu tadi? Kuputar kembali memoriku, ah! 

Aldy dan Asta.
 
Ingatanku langsung beralih pada kejadian sebelum aku terbaring di rumah sakit. Aku sedang bersama Asta saat itu. Dalam perjalanan pulang sehabis merayakan ulang tahun temanku yang lain. Itu alasan yang aku katakan pada Aldy, pacarku. Kenyataannya, malam itu aku bersama Asta. Malam dimana kecelakaan itu terjadi, sesudah Asta menurunkanku di gang depan rumahku. Yang tidak aku mengerti, bagaimana mereka berdua bisa berada disini, pada waktu yang bersamaan? 

Aaaaaaarrrrrggghhhhhhhh..!!!!!!!

Kepalaku semakin sakit. Dan kegelapan ini, sungguh menyiksa. Aku takut gelap. Sangat. Dengan gemas kuangkat tanganku perlahan. Mencoba meraih perban yang menutupi mataku dan membukanya dengan paksa. Sampai kedua suara itu menghentikanku.

"Dis, jangan..."
"Disty.. kamu ngapain? Perbannya belum boleh dibuka"

Aku terdiam. Ada belaian lembut dikepalaku. Aku tau itu Aldy, pacarku. 
"Dis...tenang. Kamu udah nggak pa-pa. Aku disini buat kamu..." nada bicaranya terdengar agak dipaksakan dan kasar. Sesaat aku bingung, lalu kemudian aku ingat, ada Asta di situ. 

Ah, Asta. Lelaki lain yang akhir-akhir ini sanggup menggetarkan hatiku selain Aldy. Ya Tuhan! 

Tapi ternyata, ingatanku tentang Tuhan dan dosa hanya berhenti sampai di situ. Karena usapan hangat ditanganku, sukses membuyarkan konsentrasiku.

Ah sudahlah. Aku tidak perduli lagi.

Sengaja, kupegang tangannya. Di depan kekasihku. 'Mumpung masih di Rumah Sakit,' batinku.
Urusan lain, kupikirkan nanti. Sekarang, aku hanya ingin menikmati genggaman ini saja.




Based on:

RT @Olga_imoet: CINTAKU BUTA. Sengaja, kupegang tangannya. Di depan kekasihku. 'Mumpung masih di Rumah Sakit,' batinku. @fiksimini

Tuesday, August 23, 2011

Untuk Gadis Manis yang (Semoga Saja) Tidak Akan Pernah Menjadi Pasienku

Dear kamu, 

Iya kamu! Cewe manis yang sedang duduk sendirian di kamar, di atas kasur empukmu, sambil memegang Blackberry tercintamu. Tau ngga sekarang sudah jam berapa? Coba intip sebentar keluar jendelamu. Senja hampir menghilang dan menenggelamkan matahari. Dan kamu, iya kamu, masih saja setia dengan  benda kecil berteknologi tinggi itu. 

Boleh aku bertanya satu hal? Kamu, sudah mandi belum? Ah, seperti yang aku duga. Pasti belum. 
Duh kamu, mandi dong! Gimana kalau masuk angin karna mandi kemaleman? Seandainya aku ada di deket kamu, pasti udah aku jewer kamunya. Huuh.. Itu tanda sayang aku loh, tau? 
Seperti perhatian aku saat menjawab semua DM-DM kamu, khawatirnya aku saat mendengar keluhanmu...

Jadi, kamu musti nurut yah.. Ah, memang sih aku dokter. Tapi justru itulah alasan tambahan biar kamu mau nurut sama aku. Hehehehe... Yah, dimulai dari hal kecil. Jangan suka mandi malam-malam, contohnya. Simple kan? Kalau kamu sehat, jiwa kamu juga insyaAllah sehat, dan pastinya, hati kamu pun punya kesempatan untuk sembuh lebih cepat, karna kamu selalu bersyukur.

Nah, sekarang, matikan dulu ya Blackberry tercintamu. Istirahatkan sejenak mata dan jempolmu serta hatimu dari keramaian dunia maya. Karna kamu punya sesuatu dalam nyata yang harus kamu
perhatikan juga. Mandi, oke? Sebelum hangat mentari senja benar-benar tertutupi oleh dinginnya malam.

Karna sungguh, aku selalu berharap agar kamu tidak akan pernah (harus atau terpaksa) menjadi pasienku, Dea...



Temanmu yang siap kamu ajak untuk berkonsultasi kapan saja,

Olga 'imoet' Leodirista




Notes:
#suratcinta untuk Gadis (yang sepertinya) manis, Descha Sasta Vyana a.k.a @DeschaVyana on twitter

Monday, August 22, 2011

Kamu Pikir Aku Tak Takut???

Pada ajal yang kutahu pasti, akan segera menjemput setelah segala urusan kita di dunia ini selesai

Pada kelam malam yang mencekam, berada di antara mimpi-mimpi yang membawaku ke dunia antah berantah

Pada kesunyian yang sedemikian senyap, tanpa pernah kudengar sapa dan hela yang terurai dari bibirmu

Pada ketiadaan yang menghempaskanku kembali ke dunia nyata, memaknai kehidupan bersama kekosongan cinta, darimu

Aku takut sayang..
Sebanyak dan sedalam seluruh ketakutan yang bisa aku ungkapkan dalam menghadapi hari esok tanpamu...

Tik.. Tok.. Tik.. Tok..

Ada kesunyian merambati dinding-dinding kamarku
Dingin.. aku sesekali menggigil dan merasakan gemeletuk gigiku
Yang tidak aku mengerti, hati ini pun ikut membeku

Meski kemarau saat ini

Dedaunan di luar jendela kamarku menguning
Berguguran serupa mimpi yang terhempas oleh pagi
Lantas, apa sebenarnya yang berhembus di sekitar tubuhku ini?

Anginkah?
Angankah?

Entah..
Bahkan jam dinding itu bergerak sangat perlahan
Mungkin lupa
Mungkin sengaja
Memberi sedikit jeda pada setiap koma tempatku menunggu

Meski nanti di titik akhir,
mungkin aku yang akan berlalu


(Hanya lelah menunggu..)

Friday, August 19, 2011

Doa Untuk Sang Pencinta

Aku menamakanmu mimpi, untuk segala harap dan angan yang terabaikan
Di sisi jalan setapak, detak detik terdengar melambat
Kita, saling memunggungi di persimpangan jalan

Musim yang kuingat adalah gugur, jatuhnya daun-daun harapan di hatimu
Telaga tempatmu melabuhkan mimpi tidaklah terlalu lebar, sayang
Mungkin dalam, hingga kau terus tenggelam di antara waktu yang enggan berlalu
Menyatu bersama segala-gala yang kau kenang

Dan cinta, hiduplah tanpa harus meredup
Meski pendar perlahan tenggelam dalam linangan air mata


(Untukmu, dengan segala cinta yang LuarBiasa untukku)

Monday, August 15, 2011

Jantung Hati

Di jantungmu kutanamkan kata
Serupa sunyi yang terikat hampa
Serupa senyap yang terbuai mimpi belaka

Setiap aliran nadimu adalah cinta
Merengkuh peluk dalam hening yang tak lagi nyata

Dalam detakmu, hadir sebuah tanya
Dan puisi, adalah kunci untuk melepaskanmu dari kekosongan makna

Saturday, August 13, 2011

Untuk Sang Pemimpi

Untuk mimpi yang terabaikan
Untuk angan yang terhempaskan
Untuk imaji yang terlupakan
Maaf...
Kelak, waktu yang akan menabahkan hatimu


(Racauan untuk segala-gala yang terbuang)

Friday, August 12, 2011

Welcome To The World, Baby "Leo" Little Girl...

11 Agustus 2011
Mungkin, memang bukan aku yang pertama kali mendengar tangisanmu.
Bukan pula ayahmu.
Tapi ibumu mendengarnya.
Begitu juga dengan ribuan peri dan malaikat di sekelilingmu.
Doa -doa terpanjatkan dalam hening.
Bukan kesunyian yang mencekam, sayang.
Itu hening yang merindukan tawamu, agar kelak berkumandang di hati seluruh pencintamu.

Saat tangan kecilmu melambai, ingatlah, bahwa takdir sudah kau genggam.
Doa adalah peganganmu.
Kasih sayang adalah penuntunmu.
Adanya kami, adalah pendukung terkuatmu.

Demi mimpi yang selalu berandai
Demi masa depan yang selalu berserah
Jadikan hidupmu, kelak, penuh dengan kebahagiaan.

Selamat datang, sayang.
Dunia ini indah, tahu?
Bila selalu kau isi dengan kesabaran dan ketakwaan terhadapNya.

Welcome To The World, Baby "Leo" Little Girl...



Catatan kecil:

Tulisan ini aku persembahkan untuk putri kecil sahabatku Lydia-Hendra, juga para sahabat bumil-ku yang akan segera menyusul, memberikanku keponakan-keponakan kecil lainnya; Dyan-Dimas, Meidy-Rezy, Ari-Ikhsan... (Dhika, Dini, Farah: semoga kita juga menyusul secepatnya, amiiin)

Anak adalah anugerah Allah.. Ingat itu yah temaaan...
Selamat... semoga keturunanmu adalah keturunan yang dimuliakan dan menjadi anak soleh/soleha, berbakti dan berguna bagi agama, bangsa dan negara...Tsaaaaahhhh.... hihihihihihi...
Amiiiin....

Kepada

Kepada pagi
pemilik dari segala kehangatan 
izinkan aku menuai asa baru demi sebuah senyum
dengan harap terlekung indah di wajah sang pecinta

Kepada siang
pemilik segala bara yang membakar jiwa raga
ingin aku sulam sebuah nama
di balik awan-awan kenangan yang berarak riang

Kepada senja
pemilik kesenduan yang memerah luka
ingatkan aku akan jingga
rona dari segala cemburu yang terlalu memburu

Dan kepadamu, malam...
pemilik segala mimpi yang terabaikan waktu
iramakan sajakku sebagai teman tidurmu
demi segala rindu yang tak pernah melekang


(Ini racauanku, apa racauanmu?)

Thursday, August 11, 2011

Di Bawah Senja

Lihat sayang,
Yang merona itu jingga
Langit tempat kita bernaung
Dari panas dan bara

Lalu pada senja, 
Setelah camar kembali ke peraduannya
Di bibir pantai itu, 
aku termangu

Debur tak lagi riaki cumbu
Cemburu tak lagi merayu
Malah meragu
Bahkan berlalu

Dan sayang, lihat kembali langit itu
Sesaat lagi kelam akan datang
Dan aku, di sini untukmu
Menunggumu pulang


(Bukan untuk siapa-siapa...)

Wednesday, August 10, 2011

Jatuh

Jatuh itu sakit, katamu. Tapi menurutku tidak selalu. 
Ada satu kata yang selalu aku agungkan, yang meski membuatku terjatuh -dan memang aku akui kalau terkadang menyakitkan- tak pernah sedikitpun membuatku jera.
Cinta. 
Sounds familiar, eh?
Iya. Aku jatuh. Pada cinta. Bahkan sebelum cinta itu menjatuhiku.

(Meracau siang hari.. Hoaaaahm....)

Ternyata Cinta

#Ternyatacinta adalah sebentuk setiaku, di setiap untaian doa malamku, yang selalu merapalkan namamu.

Jika mimpi tak lagi dapat kau rengkuh, akan kuteriakkan pada dunia, #ternyatacinta-ku yang akan menjadikan indah nyatamu.

Merona, #ternyatacinta tersipu malu, saat tatap matamu jamahi seluruh tubuhku.

#Ternyatacinta sempurnakan segala penantian, di ujung waktu, di persimpangan jalan, selalu ada aku. Menunggu.

#Ternyatacinta memang milikmu. Pun segala rindu yang akan selalu berpulang menuju hatimu.

Sajak adalah kerinduanku. Dan #ternyatacinta adalah kata yang selalu melekatkan jarak menjadi tiada.

Dalam bentangan jarak, #ternyatacinta berduka atas segala ketiadaan ragamu.

Aku adalah dahan yang sanggup menopang segala kerinduan, dan #ternyatacinta yang mengokohkan penantianku.

#Ternyatacinta serupa cairan sendi, melumasi tulang belulang agar terhindar dari segala nyeri.

#Ternyatacinta itu merdu, saat doa terlantun syahdu, di atas sajadah hijauku.

#Ternyatacinta yang membuatku terjaga dari mimpi, ketika nyatamu lebih indah untuk kupeluk.

Mungkin detikku yang selalu berdetak perlahan, karna #ternyatacinta membuat segala rentang waktu menjadi tak berarti.

Jika #ternyatacinta seindah bintang di langit, maka hatiku adalah tempat terlapang yang sanggup menampungnya saat terjatuh.

Kelak, kau akan mengerti, #ternyatacinta yang selalu getarkan dada ini, tempatmu merebahkan segala lelah.

#Ternyatacinta-ku sederhana. cukup ada kamu, aku dan Dia. maka segalanya akan sempurna.

Aku menyebutnya malam, kesunyian paling senyap, ketika #ternyatacinta memilih untuk berlalu.

Bahkan dalam tidurku,  #ternyatacinta pun tak lalu tertidur, ketika wajahmu hadir di sela-sela mimpiku.

Dalam segala kehampaan, yakinlah, bahwa #ternyatacinta-Nya yang akan menjadikan semua tiada menjadi ada.

Janjikanlah janji, pada pagi yang terabaikan mentari, saat rindu telah usai, #ternyatacinta yang akan kembali hadirkan mimpi.

#Ternyatacinta itu satu. Dan kamu, satu-satunya yang aku cinta.

#Ternyatacinta itu hijau, lembah paling sejuk di hatimu, setenang rerimbun rindu yang tak gugur menanti temu yang entah.

#Ternyatacinta sempurnakan segala sajak yang tercipta, saat rindu terhempas oleh bentangan jarak.

#Ternyatacintaku mengekal, meski berulang kali jatuhi hatimu yang terjal.

Pada malam kuhempas mimpi, hingga duka menjadi tak terperi. Mendekatlah sayang, karna #ternyatacinta hilangkan segala perih.

#Ternyatacinta tak menyisakan rasa sesal, dalam penantian panjang, rasa syukur yang terucap.

#Ternyatacinta adalah utuh untukmu. Setajam belati mengoyak luka, pun benci, tetap kata yang tak terucap untukmu.

#Ternyatacinta adalah jawaban atas doaku. Atas segala APA dan MENGAPA, yang jadikan rindu dan benci menjadi tak berbatas.

Aku mengadu di pelukmu, mencumbu pada kecupanmu, ah, #ternyatacinta yang tumbuhkan nafsu.

#Ternyatacinta yang mampu meluruhkan segala ego. Tanpa meminta, dan tanpa tetapi.

Aku cemburui waktu yang terlambat hadir untuk kita, namun #ternyatacinta serupa takdir, hanya ada, tanpa harus menjadi getir.

#Ternyatacinta bisa bersembunyi dalam wujud seorang sahabat. Berada cukup dekat tanpa harus memeluk erat.

Dan #ternyatacinta yang bisa membuat kebodohan itu lebih dari seekor keledai, karena selalu jatuh dan jatuh di tempat yang sama.

#Ternyatacinta adalah impian sang pemimpi, yang punya segudang harapan untuk kau jadikan nyata. Pemimpi itu, aku, tahu?



(By @Olga_imoet on twitter)

Monday, August 08, 2011

KEKASIH GELAP

Aku menatap kosong hamparan kanvas putih di hadapanku. Sesekali aku bersin kecil oleh bau tinner di sekelilingku yang bercampur dengan wangi dari cat minyak yang berserakan. 

Detik yang berlalu tidak terlalu aku hiraukan. Ideku mampet. Segala ingatan malah melayang ke arah sebuah nama. Aku menamakannya pelangi. Warna-warni ceria dari sebuah tawa yang membahana hingga ke lorong-lorong tersempit di ceruk hatiku.

Sampai setahun kemarin. Saat tawa itu berganti menjadi sebuah tangisan. Melengking tinggi menyayat hati.

Sampai.....
Dentang jam dinding itu mengagetkanku. Menumpahkan tinta hitam yang ada di tanganku ke hamparan kanvas putih tak bernoda itu.

Sampai senja berganti malam. Sampai malam tertutupi sinar mentari.
Suram....
Masih kelam....
Sebuah nama tak sempat lagi aku torehkan ke hamparan kanvas yang kini telah menghitam itu.

"Maaf sayang, aku belum sempat mewarnaimu." bisikku dalam hati.


Based on:
RT @greenziezt: KEKASIH GELAP. "Maaf sayang, aku belum sempat mewarnaimu." @fiksimini
Terima kasih buat ide-nya yah.. :)

Sunday, August 07, 2011

SEMBUNYI

(Malam adalah kesunyian paling senyap dari hatimu)

Saat derap langkah rindu mulai terdengar, aku kembali bersembunyi.
Di balik hati dan tubuhmu yang kunamakan puisi.
Wangi itu, hangat itu, rasa itu..
Kamu, cinta.

Dulu, ada lembah terdalam di dadamu yang kusebut hijau.
Tempat segala khayal dan imaji ini mendetakkan sebuah nama.
Tempat aku mengadu dalam sebuah pelukan dan cumbu.
Pada birahi dari rahim penuh kesakitan oleh mimpi yang terabaikan.

Pada mulut, pada bibir, pada lidah; 
kalimat hidup adalah dirimu yang akan redup.
Dan lingkar lengan yang memasung peluk untuk ribuan asa dalam mata.

Rebah, rebahlah kejora, ketika itu akan tiba;
pendar hanya melekat untuk kita yang tak terikat.

Sembunyi, sembunyilah hijau.
Sebelum angin membuatmu meranggas dari dahanku yang tak lagi tegak.

(Hasil racauan bersama @greenziezt a.k.a Rizky Zaldy via Twitter dan BBM)