Wednesday, January 25, 2012

Ini Bukan Judul Terakhir

"Akhirnyaaaa!!!! Selesai juga bahan yang harus kubaca!" Aku menarik napas lega. Dengan semangat aku menutup buku-buku tebal yang berserakan di depanku. Aku lantas keluar dari perpustakaan sambil mendekap buku-buku tebal itu. Biar kelihatan sebagai anak rajin sedikit. Hihihihi...

"Hmm... ruang ujiannya di lantai 3. Ah, naik tangga aja deh. Sekalian olahraga..." aku bergumam sendiri sambil melipat kembali jadwal ujianku.

Ah, baru kali ini aku tenang menghadapi ujian. Bahan-bahan sudah habis kubaca. Bahkan masih ada waktu satu jam sebelum ujian di mulai. Memang seharusnya belajar itu dicicil deh.. Bukan pake SKS alias Sistem Kebut Semalam... 

Aku bahkan bisa dengan tenang bersenandung menuju kerumunan teman-temanku di depan ruang ujian. Mereka tampak sibuk berkutat dengan bahan ujian. Persis seperti aku biasanya.

"Hai Mel.. masih belajar?" kataku sambil tersenyum belagu. Hahahaha.. Melisa mengangkat wajahnya dan menatapku heran.

"Emang lo udah kelar? Tumben amat... Mimpi apa lo semalam??" tanya Melisa takjub. 

"Diiih.. Gitu banget sik?! Gue belajarnya nyicil tau! Dari 2 hari lalu.. 4 bab kelar!" jawabku bangga.

Melisa hanya diam dan menatapku aneh.

"De, ng... lo baca cuma 4 judul?? Lo baca sampe mana sih?" Aku terdiam. Tiba-tiba kepanikan melandaku. Dengan gugup aku membuka buku dan menunjukkan kepada Melisa hasil belajarku.

"Ini Mel, gue baca sampe bab yang Nyeri Menjalar. Di catatan gue sih ini judul terakhir."

"Duuuh De.. Lo kenapa nggak nanya dulu sih? Ini bukan judul terakhir, De! Masih ada 3 judul lagi. Lo kan pas kuliah terakhir nggak masuk. Waktu itu Dokter Rista ngasih tambahan judul buat ujian sekarang."

Aku bengong. Bukan judul terakhir? Nyeri Menjalar bukan judul terakhir??? Aaaaaakkkkk!!!! 






-Proyek #15HariNgeblogFF day 14-

Monday, January 23, 2012

Kalau Odol Lagi Jatuh Cinta..


"Susah ya sama kamu. Sensitif banget!"

"Ribet deh deket kamu. Apa-apa mesti pake aturan. Mana enak hidupnya..."



Dan seterusnya.... Dan seterusnya...

Kamu tau nggak itu apa? Itu ucapan-ucapan menyakitkan dari semua yang pernah meninggalkanmu dulu. Apa aku sedih? Tentu saja. Aku kan juga punya perasaan. Nggak mungkin aku tega melihat hidupmu menderita. Ah, tapi mungkin itu jalan yang diberikan semesta untuk pertemuan kita. Atau penyatuan kita, lebih tepatnya. 

Karena sayang, apapun akan kulakukan untukmu.

Perlindungan? Aku sanggup menjaminnya.

Sifatmu yang sensitif? Tenang, aku pasti bisa mengatasinya...

Kebebasan agar hidupmu lebih bermakna? Silahkan sayang.. Dengan adanya aku, kamu bebas memilih semua yang kamu suka.

Itulah aku, yang akan melakukan apapun untukmu, dan memberikan semua yang terbaik untukmu..

Karena sekali lagi sayang, aku telah jatuh cinta padamu, gigi-geligiku yang putih berseri... :))





-Proyek #15HariNgeblogFF day 13-

Merindukanmu Itu Seru!

Seru itu, saat kita menikmati debar jantung yang berdetak semakin kencang ketika kita berada di atas ketinggian dan menunggu dijatuhkan dalam olahraga Bungee Jumping

Seru itu, sensasi  saat kita berhasil membantu persalinan dan merasakan dengan tangan kita sendiri bagaimana sebuah nyawa berdetak untuk pertama kalinya

Seru itu.....

"Kamu," katamu sambil memelukku dari belakang tiba-tiba. 

Yup, saat kamu datang ketika aku tengah merindukanmu setengah mati dan hampir gila.

Saat kamu tiba-tiba ada di hadapanku yang meracau galau bersama tumpukan kertas-kertas berisi sajak kerinduan tentangmu.

"Merindukanmu itu seru," katamu. Yang sudah berulang kali berhasil membuatku menangis dan tertawa untuk setiap ada dan tiadamu.





-Proyek #15HariNgeblogFF day 12-

Tentangmu yang Selalu Manis..

Aku mengingatmu sebagai sumber kesakitan.
Well, marahlah sesukamu begitu kamu membaca tulisan ini.
Mungkin banyak yang bilang bila kita tidak pernah merasakan sakit, maka kita tak akan pernah tau apa itu manis.
Jujur, aku tidak terlalu setuju.
Dulu, aku melihatmu sebagai sesuatu yang amat manis
Memanjakan seluruh indera perasaku
Sayang, tak ada yang abadi di dunia ini...
Bahkan kehadiranmu di hidupku membuat aku sakit pada akhirnya
Jadi, menjauhlah dariku...
Sampai segala kesakitan itu menghilang..
Sampai aku tak lagi mengingatmu sebagai hal yang menyakitkan
Karena sesungguhnya, aku terlalu mencintaimu untuk melepaskanmu begitu saja...

ps: kelak, akan kuganti ingatanku... dan segala kenangan tentangmu akan abadi bersemayam di hatiku.. Iya, tentangmu yang selalu manis, coklat...





-Proyek #15HariNgeblogFF day 11-

Sunday, January 22, 2012

Senyum Untukmu yang Lucu..

Semua mata memandangmu...
Semua tawa berkumandang untukmu..
Semua lidah berdecak penuh kekaguman untukmu..
Dan sayang, akan selalu ada sebuah senyum...
Senyum untukmu yang lucu, anakku..




-Proyek #15HariNgeblogFF day 10-
Inilah Aku Tanpamu

Bagai bunga yang merindukan lebah..

Layu..







-Proyek #15HariNgeblogFF day 9-

Saturday, January 21, 2012

Aku Benci Kamu Hari Ini..

"Temporary Memory  Loss?" 

"Iya, sel kankernya sudah menyebar dan menekan bagian otak tempat menyimpan memory. Kadang dia bisa lupa apa yang baru aja dia kerjain.. Kadang juga ingatannya bisa kembali.. Makanya, Tante mohon, kamu sabar ya.. Yang kuat, Dika.. Banyak-banyak berdoa.." 

Aku hanya mengangguk. Sambil menatap Diandra yang sedang berbaring dan tampak lemah di ranjangnya. Selang infus dan bandana yang menutupi rambut rontoknya tidak mengurangi kecantikannya sama sekali.

Ingin sekali aku menggenggam tangannya. Sayang, Diandra masih berada di ruang isolasi dan aku hanya bisa menatapnya dari balik jendela. 

"Dik.. Dika..." tepukan di bahu membangunkanku. Rupanya aku ketiduran. 

"Iya tante?" Aku bertanya dengan cemas pada mamanya Diandra.

"Kamu dipanggil Diandra tuh..." Tante menunjuk ke arah Diandra yang sedang tersenyum lemah padaku dari balik jendela.

Aku langsung bangkit dan mendekati jendela. 

"Apa? Kamu udah oke?" tanyaku lewat interkom yang dipasang di dinding luar ruangan Diandra.

"Aku oke. Udah nggak mual. Kamu ngantuk ya?" aku menggeleng. 

"Aku cuma mau minta maaf, Dik..." kata Diandra. Aku menatapnya bingung.

"Hah?"

"Aku nggak marah lagi. Kemaren waktu aku bilang benci kamu, aku nambahin dalem hati loh. Hari ini, kata aku. Jadinya, aku benci kamu hari ini. Cuma sehari. Besok-besoknya udah enggak. Jadi kita baikan yah sekarang??" tanya Diandra dengan wajah memelas. 

"Loh, kamu udah inget lagi Ndra?" kataku gembira. Kata-kata itu bukan kemarin diucapkannya. Itu pertengkaran kami 2 minggu lalu. Dan Diandra sudah tiga kali meminta maaf padaku seperti ini.

Diandra menatapku aneh. "Hah? Ya ingetlah... Maksud kamu apa sih?"

"Enggak... Enggak apa-apa sayaang.. Kamu yang kuat ya. Cepet sembuh.. " 

Diandra tersenyum manis dan mengangguk semangat. Lalu tiba-tiba dia mengerang kesakitan.

"Sayang? Kamu ngga pa-pa?" tanyaku panik. Diandra hanya menggeleng. Lalu tiba-tiba menatapku bingung.

"Kamu ngapain di sini Dika? Bukannya kita udah putus? Aku kan udah bilang. Aku nggak mau ketemu kamu lagi! Aku benci kamu!" Diandra berteriak histeris. 

Again?! Ya Tuhaaan......




-Proyek #15HariNgeblogFF day 8-

Wednesday, January 18, 2012

Sepucuk Surat (Bukan) Dariku..

Kamu tiba-tiba menghampiriku. Menatapku perlahan, lalu meletakkan sebuah amplop di atas meja. Kemudian kamu tersenyum manis padaku, dan berlalu dari hadapanku. 
Aku hanya bisa bengong menghadapi kejadian setengah menit itu. Lalu perlahan kubuka amplop yang kamu tinggalkan. 

'Jawabanku? Tentu aja aku mau, Ra...'

Aku mengernyitkan dahi, bingung membaca sebaris kalimat tulisan tanganmu. 
Aku membalik kertas putih itu dan terkejut. Ada tulisan tanganku di sana...

'Mau jadi pacarku, Ga?'
 -Lara-



Tepukan di bahuku membuyarkan lamunanku, tentang kejadian setahun lalu. Siapapun itu, aku berterima kasih padanya. Surat yang sampai padamu itu, sepucuk surat (bukan) dariku, adalah pengikat kita....

"Ayo pergi, Ra... Udah ditunggu mama di luar..." katamu lembut sambil menggandeng tanganku.




-Proyek #15HariNgeblogFF day 7-

Ada Dia di Matamu..


Kamu bertanya kenapa aku tak pernah memandangmu lekat-lekat..
Kamu bertanya kenapa aku tak mau bericara padamu bertatapan muka..

Ada dia di matamu...

Sayangnya kamu tak tahu...

Katanya, sebagai ganti mata hati yang telah kehilangan cahaya oleh sebuah luka..

Sayang, kamu tak tahu dan tak akan pernah tahu...




-Proyek #15HariNgeblogFF day 6-

Jadilah Milikku, Mau?

Satu detik..
Dua detik..
Semenit..
Dua menit..

Betapa aku menikmati permainan warna di wajahmu. 

Merah saat kamu malu-malu bertanya padaku, "Jadilah milikku, mau?"

Satu detik..
Dua detik..
Semenit..
Dua menit..

Lalu tiba-tiba mukamu memutih pasi saat aku menghela napas panjang...

Satu detik..
Dua detik..
Semenit..
Dua menit..

Dan akhirnya warna mukamu kembali merah saat aku mengangguk dan tersenyum manis padamu...

Ah, sampai kapanpun, rasanya aku tak akan pernah bosan memandang wajahmu...




-Proyek #15HariNgeblogFF day 5-

Sunday, January 15, 2012

"Aku maunya kamu, titik!"

Aku menghela napas berkali-kali. Harus bagaimana lagi menjelaskan padanya kalau aku nggak bisa. Nggak bisa dan nggak mau, tepatnya.

Angin menampar-nampar perlahan pipiku dan pipinya. Aku terdiam menatap ombak yang saling berkejaran di tepi pantai sana. 

Di sampingku ada gadis manis yang sudah lama kutaksir. Duduk bersila sambil sesekali bermain pasir, atau hanya menuliskan sesuatu di atasnya. Manis sekali. Seorang gadis mungil yang mandiri dan pekerja keras. Artis terbaik di klub drama kampusku. Dan sekarang, dia sedang merayuku untuk menjadi salah satu pemeran dalam drama terbarunya, yang jelas pasti akan merusak image-ku sebagai cowok cool di depannya.

"Kenapa sih kamu nggak mau?" tanyanya lirih. Aku terdiam. bingung harus menjawab apa. Bukannya sudah jelas ya? Kugaruk kepalaku yang tidak gatal itu. 

"Lah, kamu sendiri, kenapa milih aku? Aku kan bukan anggota klub drama kamu?" aku balik bertanya.

"Yaaaah... Aku maunya kamu, titik!" katanya keras kepala. 

Urggggh.... bagaimana caranya sekarang aku menolak gadis yang aku taksir, mengatakan kalau aku tidak mau dan tidak sudi untuk bermain dalam dramanya, sebagai waria??!! 



-Proyek #15HariNgeblogFF day 4-

Saturday, January 14, 2012

"Kamu manis, kataku..."


Kadang, umur bisa menjadi suatu masalah dalam hidup. Apalagi bagi sesuatu yang mengandalkan kecantikan. Semakin bertambahnya umur, kecantikan bisa memudar. Itu yang kurasakan. Disaat kita menua, pilihan menjadi sangat terbatas. Tak ada lagi yang melirik kita. Apalagi ketika di sekitar kita, semuanya berumur lebih muda.

Makanya, aku sangat terkejut ketika pejantan itu menghampiriku. Aku menoleh, memastikan sekeliling bahwa memang aku yang ditujunya. 

Aku menunduk malu ketika dia menyapa. Pelan sekali aku berbisik, "Aku? Kamu yakin?" 

Dia hanya tersenyum dan semakin mendekat. Aku menutup mata rapat-rapat dan kurasakan sesuatu menyentuhku. Agak sakit, tapi aku menyukai sensasinya. Ah, memang ya, kalau jodoh nggak akan kemana...

"Yakin? Jelas... Kamu manis, kataku..." begitu jawabnya.

Aku, bunga mawar yang akhirnya dihampiri seekor lebah, tepat sebelum aku layu.
 


-Proyek #15HariNgeblogFF day 3-

Friday, January 13, 2012

Kubilang aku rindu,
selebihnya biar semesta saja yang mengatur pertemuan kita...

Dag.. Dig.. Dug..

Jantungku berdebar kencang. Seingatku, ini pertama kalinya dalam hidupku aku merasa sepanik ini. 'Huuuft....' Aku menghela napas pelan untuk kesekian kalinya. Ruangan gelap ini semakin membuatku berkeringat dingin.

'Ya Tuhaaaan... Kenapa juga harus kuiyakan ajakan Rudi..' batinku putus asa. Terjebak dalam kondisi seperti ini bersamanya adalah sesuatu yang selalu aku hindari. Tapi, apa boleh buat, manusia terkadang tak punya pilihan dalam hidupnya. Apapun terpaksa harus dilakukan demi untuk bertahan hidup.

Gedubrak!! Kakiku menendang meja dan menjatuhkan sesuatu dari atasnya. Panik, aku melihat sekeliling. Hening. 
"Pssst!!! Hati-hati Jeki!!" Rudi berbisik pelan di belakangku.
"Ayo cepat ambil yang bisa di bawa. Buruan ya! Waktu kita nggak banyak.."
Aku hanya mengangguk. Perasaanku semakin tidak enak. Biasanya kalau seperti ini ada hal buruk yang akan terjadi. 

Dan benar saja, saat aku baru saja berjalan menuju sebuah ruangan di depanku, lampu tiba-tiba menyala. Uggh.... Aku benci kalau firasatku benar. 
Panik untuk kesekian kalinya, aku berusaha mencari tempat persembunyian. Panggilan Rudi tak lagi kudengar. 

"Siapa itu?" tiba-tiba ada suara merdu yang terdengar. 

'Dag..dig..dug...' jantungku semakin berdebar kencang. Aku bahkan hampir bisa mendengar suara jantungku sendiri. 

"Halooo...." suara itu semakin mendekati tempat persembunyianku.

'Dag..dig..dug...' kali ini kakiku yang gemetaran. Lemas sekali rasanya sampai aku ingin jatuh. Dan aku memang jatuh. Dalam hati aku mengumpat berkali-kali. Menyalahkan Rudi yang membuatku melakukan pekerjaan hina ini sekaligus berdoa agar malam ini aku bisa terselamatkan dari hal-hal buruk.

Sayangnya, jatuhku menimbulkan suara. Kali ini yang terdengar selain debar jantungku adalah langkah kaki yang semakin mendekat ke arahku.

'Ya Tuhaaaaan.... Lindungi aku. Ampuni aku karena sudah berniat jahat. Tolong aku Tuhaaan....' aku berdoa dalam hati. Menjerit dalam hati, tepatnya.

Langkah kaki itu semakin mendekat. Si pemilik suara merdu itu hanya tinggal membalikkan badannya ke kanan untuk melihatku yang bersembunyi di balik lemari buku.

"Siapa di sit..."
 
'Ya Tuhaaaaaan.....' Aku memejamkan mata ketika si pemilik suara merdu itu berbalik tepat di hadapanku.

Sedetik. Dua detik. Aku menunggu. Hening. Tak ada reaksi apa-apa dari si pemilik suara merdu. Penasaran, aku membuka mataku perlahan. Di hadapanku, ada gadis cantik dengan mata terbelalak indah, sedang memegang stik baseball di tangannya.

"Je....ki...?" Aku terkejut melihat namaku meluncur dari bibirnya yang merah merekah itu. Aku membuka mataku lebih lebar. 

Astaga!!! Aku langsung mengutuki kebodohanku. Bagaimana aku bisa tidak sadar kalau ini adalah rumah gadis yang selama ini aku taksir???!!!

"Kamu....ngapain di sini??" tanya gadis di depanku yang masih belum pulih sepenuhnya dari keterkejutannya. Stik baseball di tangannya terlihat bergetar. Gadis itu ketakutan. 

Dag...dig..dug.. 'Ya Tuhaaaan... Seandainya aku bisa menghilang...' 



-Proyek #15HariNgeblogFF day 2-

Thursday, January 12, 2012

"Halo, siapa namamu?"

Pertemuan pertama dengannya menurutku sungguh aneh. 

Dia cantik. Mungil. Putih. Rambutnya panjang. Bibirnya merah merekah. Mirip sekali dengan boneka Barbie kepunyaan Lisa, adikku.

Aku sering mengintip keluar jendela hanya untuk melihat sosoknya. Saat dia sedang duduk bersama temannya yang sama cantiknya. Terkadang aku bisa sampai lupa waktu. Hanya untuk melihatnya diam-diam dan mendengar suaranya. Hingga Mama masuk ke kamarku dan mengingatkan bahwa sekarang sudah waktunya tidur, karna aku harus sekolah keesokan harinya. Makanya, aku suka sekali malam Minggu. Karna Mama jarang mengecekku, apakah aku sudah tidur atau belum.

Aku penasaran sekali dengannya. Pernah suatu malam aku diam-diam keluar rumah, ingin melihat sosoknya dari dekat, tapi begitu aku sampai di pagar samping rumahku, sosoknya menghilang. Ah, mungkin karna sudah terlalu malam, pikirku. Bukannya semua anak seusiaku harus tidur cepat ya? Karna kata Mama, dalam masa pertumbuhan, anak-anak harus tidur cukup. 

Akhirnya malam Minggu berikutnya aku keluar rumah, setelah sebelumnya memastikan dia ada di tempat biasanya, dengan mengintip keluar jendela terlebih dahulu. 

Aku berjalan pelan-pelan agar Mama, Papa dan adikku tidak tahu aku keluar rumah. Aku memutari rumahku dengan jantung berdebar-debar. Tak sabar ingin segera berkenalan dengannya. Dan malam ini, nampaknya aku beruntung. Gadis mungil itu masih duduk di tempatnya. Sendiri. 

Aku gugup. Perlahan sekali aku berdehem. Dia menoleh cepat ke arahku. Rupanya dia mendengar. Lama ditatapnya aku. Dan aku hanya bisa terdiam melihat wajah cantiknya. 

"Ha..halo.. Siapa namamu?" aku memberanikan diri bertanya. Kutelan ludah berkali-kali, sambil menunggu reaksinya.

Matanya membelalak indah. "Kamu......bisa ngeliat aku?" pertanyaan aneh, menurutku, meski suaranya merdu sekali. 

Sebelum aku menjawab, sebuah teriakan dari dalam rumah mengagetkan kami berdua. 

"Rangga!! Kamu ngapain di situ? Mama kan udah bilang samping rumah kita  itu angker. Jangan dekat-dekat makam itu, nak!" teriak Mama yang sudah berlari bersama Papa menyusulku. 
Teriakan mereka membuat gadis cantik di atas pohon itu ketakutan. Sedetik setelah aku memalingkan wajahku kembali ke arahnya, gadis cantik itu melayang. Aku sampai takjub dibuatnya. Dia bisa terbang! Aku semakin kagum padanya. Sampai dia berbalik dan aku melihat sesuatu. Rambutnya yang panjang tertiup angin hingga menampakkan bagian punggungnya yang bolong. Iya, bolong.

Detik berikutnya, aku sudah berada di rumahku. Kata Mama aku pingsan. Mama bertanya apa yang kulihat. Aku hanya diam. Menelan ludah, pahit rasanya. Aku sedih. Pertemuan pertamaku dengannya, aku belum sempat mengetahui namanya. Tapi firasatku berkata, sepertinya, itu juga akan menjadi pertemuan terakhir dengannya.



-Proyek #15HariNgeblogFF day 1-

Sunday, January 08, 2012

Ternyata Cinta Adalah Kerinduan...

Di Senin yang dingin, #TernyataCinta hadir di antara hembusan angin. Tiupkan rindu yang mengalun sendu dalam ingin.

Aku mengejar asa di hari Selasa, dan #TernyataCinta bisa merasa. Jauh darimu aku tak akan pernah terbiasa.

Rabuku kelabu, #TernyataCinta seperti hati yang membeku. Kataku, itu rindu yang tak sabar untuk luluh di pelukmu.

Aku bisa tersenyum manis pada hari Kamis. Karena #TernyataCinta mengerti. Sabar menanti sampai hari berganti.

Semangatku menggelora di hari Jumat. #TernyataCintaku penuh hasrat, dan kini tangisku tak lagi pernah kumat.

Sabtu, hatiku tak lagi membatu. Sebab #TernyataCinta bisa menunggu.  Seminggu berlalu, kini saatnya aku rebah di dadamu.

Dan Minggu, hatiku berdebar tak menentu. Meski #TernyataCinta untukmu tak akan berdebu, perpisahan tetap membuatku sendu.

Dan aku kembali merindukanmu....

Hari Itu...

Akan kuselipkan satu hari di dalam ingatanku dan juga ingatanmu..
Hari di mana aku memutuskan untuk (berkata) berhenti mencintaimu…

Mungkin dengan begitu, kau akan terus mengingatku..
Meski sebagai duri yang menusuk jantungmu hingga berhenti mendetakkan cinta..

Iya, itu aku..

Yang pernah memutuskan untuk (berkata dengan bibirku) berhenti mencintaimu..
Tapi tidak dengan hatiku..

Saturday, January 07, 2012

Sepagi Ini, Aku Sudah Merindukanmu...

Sepagi ini sudah kuhitung rindu untukmu lewat rintikan hujan yang membeku..
Sepagi ini sudah kutulis namamu di jendela kamarku yang berembun..
Sepagi ini sudah kusebut namamu berulang kali dalam doa di atas sajadah hijauku..
Sepagi ini, sudah banyak ingatan tentangmu memenuhi kepalaku yang selalu denyutkan kerinduan..
Sepagi ini, sudahkah kamu merindukanku?

Friday, January 06, 2012

Jelmakan Rindu

Akulah hujan, melarutkan kenangan.
Telah kupasrahkan segala angan, kini aku hanyalah bayangan.

Akulah petir, debar langit yang terkadang menangis getir.
Jerit kesakitan yang sering kau sebut takdir.

Akulah angin, meniupkan serpihan mimpi yang telah mendingin.
Desah mengalun sendu dalam ingin.

Aku bisa menjadi apapun untukmu.
Jelmakan rindu yang berlarut-larut tanpa temu.
Hingga akhirnya ingatan tentangmu berakhir semu.

Sunday, January 01, 2012

Pesan Pertama di Tahun Baru

"Pagi... Kamu udah bangun? Sakit ngga kepala kamu? Hangover ya? Dasar bandel! Hehehehe... Bangun gih! Aku tunggu di rumah yaaa... Daagh... Sayang kamu, banget!!!"

Aku terdiam membaca pesan itu. 
'Sent: 09.00, Tue, January 01, 2011'

Satu tahun lalu. 

Entah keajaiban apa yang akhirnya bisa menyalakan handphone di tanganku ini. Handphone yang dulu rusak terinjak saat aku mabuk-mabukan seminggu setelah pemakamanmu.
Entah ingatan apa juga yang telah membawaku memasuki ruang kerjaku, dan membuka laci yang sudah terkunci selama hampir setahun ini. Laci yang penuh barang-barang tentangmu.

Kubaca sekali lagi pesanmu. Dan terhenyak perlahan. Ada nyeri di dadaku.

"Rista.... hari ini aku nggak mabuk. Pesanmu jelas terbaca di mataku. Tak ada sakit kepala yang menyerangku saat terbangun, hingga harus merengek manja dan memintamu untuk datang, bukannya menemuimu seperti janjiku malam sebelumnya."

Berjuta kata seandainya sering aku ucapkan setahu belakangan ini. 

"Ah Rista.. Seandainya saja, semua yang terjadi  malam itu tidak terjadi, pasti pesanmu ini akan menjadi pesan pertama di handphoneku, pagi ini. Di tahun baru ini. 
Bukan pesan terakhirmu, di hari terakhir hidupmu."

Happy New Year, The New Me...

Melepas kenangan, menggapai mimpi.
Dan doa adalah penuntun terbaik menuju kebahagiaan.
Selamat tahun baru, aku, diriku dan hatiku..

~2012, tahun yang (semoga) penuh dengan kebahagiaan~