Friday, July 29, 2011

Aku dan Hidungku

 “Pssttt!! Hei Jake!! Pssst!! Kamu ngapain di situ?” suara si cantik Leslie mengagetkanku yang sedang menunduk di antara semak-semak di samping kantorku. Aku berjalan mendekat kearahnya.
“Diam Les. Aku lagi punya misi rahasia nih. Tugas dari si Bos,” aku berkata dengan nada bangga yang tak bisa aku sembunyikan.
Dahinya yang tertutupi bulu halus mengernyit bingung, “Tugas apaan sih? Kok kamu harus ngendap-ngendap gitu?”
“Duuh..ini misi rahasia. Aku diharuskan mencari sesuatu dengan menggunakan indera penciumanku. Kalau berhasil, aku bakalan dapet hadiah besar. Dijadiin karyawan tetap. Hidupku bakalan makmur, Les,” jelasku dengan mata berbinar. Leslie mengangguk paham.
“Mau aku bantu?” tawarnya. Aku langsung menolak dengan tegas.
“Nggak!! Jangan ngomong gitu Les. Nanti kalau ada yang denger gimana? Bisa-bisa usahaku dianggap nggak murni,” dengan panik aku menoleh ke sekelilingku. Hening. ‘Aman,’ pikirku.
“Udah ah. Kamu jauh-jauh dulu sana. Jangan deketin aku sampai aku berhasil nemuin apa yang aku cari yah..” usirku halus. Leslie pun mengerti dan beranjak pergi, meninggalkanku di antara semak belukar.
‘Duuuh.. mana sih barang yang Bos maksud? Dari tadi nggak kecium apa-apa. Huuuuufh…’  aku mengeluh dalam hati sambil berjalan menunduk, mengais tumpukan dedaunan dengan kakiku.
‘Uggh.. bau banget nih. Udah kayak rawa aja. Mana panas banget lagi. Duh..mana yah? Tinggal berapa menit lagi nih waktunya?’ aku mulai panik. Kepalaku semakin kutundukkan hingga hampir menyentuh tanah. Aku semakin berkonsentrasi, mengerahkan segala kemampuan hidungku ini. Sesekali saat tercium bau samar yang kukenal, aku langsung berlari mendekat. Sampai tiba-tiba, kepalaku terantuk sesuatu. Mungkin, saking seriusnya aku berkonsentrasi dan menunduk, aku sampai tidak sadar dengan hal-hal di depanku.
Dan, benda yang tadi aku tabrak adalah sebuah kotak. Bewarna hitam. Aku dekatkan hidungku. ‘Yess!! Ini dia yang aku cari!! Baunya sama persis! Yaaaaay!!’ Aku bersorak kegirangan. Tak lama kemudian, dari kejauhan kulihat Bos kesayanganku itu berlari mendekat. Aku rasa ia sudah mendengar sorakanku yang heboh barusan.
“Jake! Kamu berhasil. Hebat hebat!” Bosku itu langsung memelukku kencang-kencang. Sampai sesak nafasku. Kemudian, ia mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Sebuah kalung, sepertinya.
“Jake, selamat yah. Dengan ini, kamu sekarang sudah resmi sebagai anggota tim. Nih kalungnya,” dengan lembut, Bosku itu memasangkan kalung di leherku. Ada tulisan di tengah bandul berbentuk bulat yang tergantung di kalung itu.
Jake, Anjing Pelacak Junior.

Wednesday, July 27, 2011

Bee-la Mata Ini Aku Pejamkan

Bila mata ini aku pejamkan,
apakah hati bisa beristirahat sejenak
dari segala kenangan yang sesakkan dada?

Bila mata ini aku pejamkan,
apakah ingatan tentang segala janji yang terlupa
akan ikut memudar?

Bila mata ini aku pejamkan,
akankah semesta mengizinkan lagi
segala kebetulan itu menjadi nyata,
bahkan hanya dalam dunia khayalku?

Bila mata ini aku pejamkan,
apakah mimpi akan pertemukan kita?
Hingga aku masih bisa berucap,
Ternyata Cinta masih ada untukku..

Dan bila mata ini aku pejamkan,
akankah sapa pagimu yang nanti menyambutku,
sampai saatnya kubuka kembali mataku ini?

Saturday, July 09, 2011

Inginku Bee-cara

Cintailah cinta, 
sebelum malam beranjak 
tinggalkan jejak dalam mimpi
karna kita tak satu dalam nyata

Katakanlah kata,
yang tak sempat kuucapkan dalam mimpi
biar nanti
pagiku yang akan menjengukmu diam-diam

Ceritakanlah cinta pada malam,
bibir ini ingin meracaukan namamu
dalam sunyi,
yang meniadakan senyap

Janjikanlah janji,
pada pagi yang terabaikan mentari,
dalam riak sungai yang selalu berandai-andai
Apa jadinya bila rindu telah usai??
 

Yang Tertinggal

Pada dedaunan layu,
ada untaian jaring laba-laba yang lingkupi tepi-tepi mimpi
agar tak lagi terasa sepi di malam hari

Pada tanah kecoklatan itu,
ada genangan air tetesan kesedihan dari semesta
yang bergumam sampai tempat akhir segala cerita

Pada kenangan masa lalu,
ada rasa yang tertinggal
seiring derap langkahmu yang melaju,
rindu untukmu