Friday, January 13, 2012

Dag.. Dig.. Dug..

Jantungku berdebar kencang. Seingatku, ini pertama kalinya dalam hidupku aku merasa sepanik ini. 'Huuuft....' Aku menghela napas pelan untuk kesekian kalinya. Ruangan gelap ini semakin membuatku berkeringat dingin.

'Ya Tuhaaaan... Kenapa juga harus kuiyakan ajakan Rudi..' batinku putus asa. Terjebak dalam kondisi seperti ini bersamanya adalah sesuatu yang selalu aku hindari. Tapi, apa boleh buat, manusia terkadang tak punya pilihan dalam hidupnya. Apapun terpaksa harus dilakukan demi untuk bertahan hidup.

Gedubrak!! Kakiku menendang meja dan menjatuhkan sesuatu dari atasnya. Panik, aku melihat sekeliling. Hening. 
"Pssst!!! Hati-hati Jeki!!" Rudi berbisik pelan di belakangku.
"Ayo cepat ambil yang bisa di bawa. Buruan ya! Waktu kita nggak banyak.."
Aku hanya mengangguk. Perasaanku semakin tidak enak. Biasanya kalau seperti ini ada hal buruk yang akan terjadi. 

Dan benar saja, saat aku baru saja berjalan menuju sebuah ruangan di depanku, lampu tiba-tiba menyala. Uggh.... Aku benci kalau firasatku benar. 
Panik untuk kesekian kalinya, aku berusaha mencari tempat persembunyian. Panggilan Rudi tak lagi kudengar. 

"Siapa itu?" tiba-tiba ada suara merdu yang terdengar. 

'Dag..dig..dug...' jantungku semakin berdebar kencang. Aku bahkan hampir bisa mendengar suara jantungku sendiri. 

"Halooo...." suara itu semakin mendekati tempat persembunyianku.

'Dag..dig..dug...' kali ini kakiku yang gemetaran. Lemas sekali rasanya sampai aku ingin jatuh. Dan aku memang jatuh. Dalam hati aku mengumpat berkali-kali. Menyalahkan Rudi yang membuatku melakukan pekerjaan hina ini sekaligus berdoa agar malam ini aku bisa terselamatkan dari hal-hal buruk.

Sayangnya, jatuhku menimbulkan suara. Kali ini yang terdengar selain debar jantungku adalah langkah kaki yang semakin mendekat ke arahku.

'Ya Tuhaaaaan.... Lindungi aku. Ampuni aku karena sudah berniat jahat. Tolong aku Tuhaaan....' aku berdoa dalam hati. Menjerit dalam hati, tepatnya.

Langkah kaki itu semakin mendekat. Si pemilik suara merdu itu hanya tinggal membalikkan badannya ke kanan untuk melihatku yang bersembunyi di balik lemari buku.

"Siapa di sit..."
 
'Ya Tuhaaaaaan.....' Aku memejamkan mata ketika si pemilik suara merdu itu berbalik tepat di hadapanku.

Sedetik. Dua detik. Aku menunggu. Hening. Tak ada reaksi apa-apa dari si pemilik suara merdu. Penasaran, aku membuka mataku perlahan. Di hadapanku, ada gadis cantik dengan mata terbelalak indah, sedang memegang stik baseball di tangannya.

"Je....ki...?" Aku terkejut melihat namaku meluncur dari bibirnya yang merah merekah itu. Aku membuka mataku lebih lebar. 

Astaga!!! Aku langsung mengutuki kebodohanku. Bagaimana aku bisa tidak sadar kalau ini adalah rumah gadis yang selama ini aku taksir???!!!

"Kamu....ngapain di sini??" tanya gadis di depanku yang masih belum pulih sepenuhnya dari keterkejutannya. Stik baseball di tangannya terlihat bergetar. Gadis itu ketakutan. 

Dag...dig..dug.. 'Ya Tuhaaaan... Seandainya aku bisa menghilang...' 



-Proyek #15HariNgeblogFF day 2-

4 comments:

Anonymous said...

waaa...........
batal naksir deh

Ririn Hutagalung said...

dia pasti ditolak

imoet_d1 said...

Iya ditolak... kasian yaaaah.... :(
hehehehe....

Inge said...

waaahhhh....apes....maksud hati ingin mencuri hatinya, apa daya yg dicuri malah harta rumahnya? :D